Pemanfaatan Sampah
Sampah sering diidentikkan dengan pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, dan biang banjir. Namun siapa sangka, limbah yang dianggap merugikan bisa disulap menjadi barang yang dapat digunakan, ramah lingkungan, sekaligus bernilai tambah secara ekonomis.
Seperti kreasi masyarakat di RW 3 Kelurahan Malaka Sari Kecamatan Duren Sawit yang berhasil mengubah aneka sampah menjadi barang yang berguna.
Di Koperasi Bank Sampah tersebut, sampah basah berupa sampah rumah tangga, sisa makanan hingga organik lainnya, diolah menjadi pupuk kompos. Dari pengolahan delapan ton sampah, diperoleh 90 kilogram kompos dan pupuk cair yang dijual Rp6.000 per kilogram.
Sementara sampah kering berupa sampah plastik dipilah-pilah dan diubah menjadi aneka kerajinan. Hasilnya, berbagai aksesoris cantik dari plastik seperti dompet, tempat tisu, taplak meja, aneka bunga, dan tas belanja.
Semua hasil kreativitas berbahan sampah itu dijual melalui koperasi. Bahkan, tampil dalam sejumlah gerai di pertokoan di Jakarta dengan merek 'Trashion'. Harganya, mulai ribuan rupiah hingga puluhan ribu rupiah per item.
"Hasilnya terasa. Lingkungan jadi lebih bersih dan masyarakat juga dapat menikmati hasilnya," kata Mursih Tuwarso, seorang warga yang secara rutin membawa sampah rumah tangganya ke Bank Sampah.
Di sini, setiap Jumat, masing-masing keluarga membawa sampah rumah tangga untuk dijual. Bila sampah telah dipilah sesuai jenisnya, harganya Rp5.000 per kilogram. Sementara bila masih bercampur dengan berbagai jenis sampah lain, dihargai senilai Rp2.500 per kilogram. Tiap warga dapat mengambil hasil penjualan sampah mereka setiap 3, 6, atau 12 bulan.
Bank Sampah lengkap dengan pengolahannya telah ada sejak 2007 lalu. Ini mampu mengubah cara pandang dan memberdayakan masyarakat sekitar. Menurut Prakoso, motivator lingkungan di wilayah ini, secara perlahan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah telah membuahkan hasil.
"Selain memberdayakan warga dan memberi pekerjaan bagi sejumlah warga, masyarakat juga memiliki nilai tambah ekonomis," katanya pada hari Peduli Sampah Nasional.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, sembilan juta populasi ibukota Jakarta tiap hari menghasilkan 6.000 ton sampah setiap hari. Dari data Jakarta Green and Clean, selama tujuh bulan beroperasi, 10 koperasi sampah berhasil mereduksi lebih dari 14 ribu kilogram sampah dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat sebesar Rp23,7 juta.
Seperti kreasi masyarakat di RW 3 Kelurahan Malaka Sari Kecamatan Duren Sawit yang berhasil mengubah aneka sampah menjadi barang yang berguna.
Di Koperasi Bank Sampah tersebut, sampah basah berupa sampah rumah tangga, sisa makanan hingga organik lainnya, diolah menjadi pupuk kompos. Dari pengolahan delapan ton sampah, diperoleh 90 kilogram kompos dan pupuk cair yang dijual Rp6.000 per kilogram.
Sementara sampah kering berupa sampah plastik dipilah-pilah dan diubah menjadi aneka kerajinan. Hasilnya, berbagai aksesoris cantik dari plastik seperti dompet, tempat tisu, taplak meja, aneka bunga, dan tas belanja.
Semua hasil kreativitas berbahan sampah itu dijual melalui koperasi. Bahkan, tampil dalam sejumlah gerai di pertokoan di Jakarta dengan merek 'Trashion'. Harganya, mulai ribuan rupiah hingga puluhan ribu rupiah per item.
"Hasilnya terasa. Lingkungan jadi lebih bersih dan masyarakat juga dapat menikmati hasilnya," kata Mursih Tuwarso, seorang warga yang secara rutin membawa sampah rumah tangganya ke Bank Sampah.
Di sini, setiap Jumat, masing-masing keluarga membawa sampah rumah tangga untuk dijual. Bila sampah telah dipilah sesuai jenisnya, harganya Rp5.000 per kilogram. Sementara bila masih bercampur dengan berbagai jenis sampah lain, dihargai senilai Rp2.500 per kilogram. Tiap warga dapat mengambil hasil penjualan sampah mereka setiap 3, 6, atau 12 bulan.
Bank Sampah lengkap dengan pengolahannya telah ada sejak 2007 lalu. Ini mampu mengubah cara pandang dan memberdayakan masyarakat sekitar. Menurut Prakoso, motivator lingkungan di wilayah ini, secara perlahan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah telah membuahkan hasil.
"Selain memberdayakan warga dan memberi pekerjaan bagi sejumlah warga, masyarakat juga memiliki nilai tambah ekonomis," katanya pada hari Peduli Sampah Nasional.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, sembilan juta populasi ibukota Jakarta tiap hari menghasilkan 6.000 ton sampah setiap hari. Dari data Jakarta Green and Clean, selama tujuh bulan beroperasi, 10 koperasi sampah berhasil mereduksi lebih dari 14 ribu kilogram sampah dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat sebesar Rp23,7 juta.
Sumber: http://kosmo.vivanews.com/news/read/205730-sulap-sampah-jadi-aksesori-cantik
0 komentar:
Posting Komentar